EXPOSE

KURSUS KOMPUTER MENERIMA SISWA SD,SMP, SMA, KULIAH & UMUM PROGRAM : -APK ( MS, WORD,EXCEL,P.POINT) -DESAIN GRAFIS ( PHOTOSHOP, CORELDRAW, AUTOCAD) -PERAKITAN KOMPUTER -DLL PENDAFTARAN : Rp. 50000,- IURAN SMP : 50.000 Per Bulan IURAN SMA : 75.000 Per Bulan Alamat : Jl. Raya Cisoka Megu Kp. Secang Dpn SMA Nurul Huda Phone : 02198674861 / 083878717936

Selasa, 22 Januari 2013

Garam dan Telaga Anti Galau


Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak, Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya, Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama…….
 la lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya ", ujar Pak tua itu
"Pahit Pahit sekah",jawab sang tamu, sambil meludah kesamping
Pak Tua itu, sedikit tersenyum
la, lalu mengajaktamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu "Coba, ambil air dan telaga ini, dan minumlah
Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi,
"Bagaimana rasanya?"
"Segar", sahut tamunya "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi
"Tidak",jawab si anak muda
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda la lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di sampmg telaga itu "Anak muda, dengarlah””” Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama
"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dan wadah yang kita miliki Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya Itu semua akan tergantung pada hati kita Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan Lapangkanlah dadamu menerima semuanya Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu "
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat
"Hatimu, adalah wadah itu
Perasaanmu adalah tempat itu
Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,
buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan "
Keduanya lalu beranjak pulang Mereka sama-sama belajar hari itu Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembah menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa  “””   galau .com

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com